Selain berkebun sayur-mayur, saya juga menanam beberapa tanaman lainnya. Tanaman lain yang saya miliki umumnya adalah tanaman yang tidak memerlukan prosedur perawatan yang rumit. Seperti misalnya Adenium.
Adenium adalah tanaman yang “tahan banting”. Dan selain tahan banting, Adenium juga memiliki bunga yang cantik dengan warna yang sangat menceriakan taman saya yang sudah penuh dengan pot-pot sayur mayur berwarna hijau.
Selain bunga yang cantik, Adenium juga memiliki bentuk batang dan bonggol yang tak kalah menariknya. Bonggol adenium ini juga buat para pehobi Adenium yang serius, seringkali dibentuk ulang menjadi bentuk yang luarrrrrbiasaaaa cakep!
Sebenarnya saya bukan pehobi Adenium yang serius. Saya memilih Adenium ada di taman saya juga karena Adenium tak perlu dirawat khusus untuk bisa hidup dan tetap berbunga.
Saya pernah mencoba memelihara mawar. Mawar yang saya beli sudah memiliki kuntum, dan setelah mekar, mawar itu tak lagi pernah berbunga sebelum akhirnya mawar itu mati tanpa saya mengerti apa penyebabnya.
Setelah beberapa kali membeli dan mencoba merawat mawar, saya akhirnya menyerah. Mungkin suatu waktu nanti saya akan mencoba untuk mempelajari lebih detail seluk beluk merawat dan memelihara mawar. Kalau sekarang sih, saya cari tanaman lain saja yang tak membutuhkan banyak perhatian 😀
Adenium yang terlihat pada foto di atas saya beri nama “Medusa”. Ini proyek iseng saya saja ketika sedang bersih-bersih di taman, saya melihat percabangan akar adenium ini berbentuk seperti rambut Medusa di mitologi Yunani. Karena percabangan akar terlihat keriting cantik, maka saya merasa “sayang” bila akar yang cantik ini dibenamkan lagi ke dalam tanah. Jadilah saya putar balik penanaman si “Medusa”. Batangnya yang telah saya pangkas saya benamkan lagi ke dalam tanah, dan akarnya yang cantik berada di udara.
Saya tahu pada akhirnya nanti, akar Medusa yang cantik ini akan mengering dan mengecil. Tapi sebelum itu terjadi, saya bisa menikmati dulu bentuk Medusa yang cantik dan unik ini.
Adenium ini sepintas seperti sosok seekor biawak. Saya membalik bagian akar dan memangkas batang menjadi lebih pendek. Bagian bonggol akar yang membentuk kepala biawak sebenarnya adalah bagian bonggol akar yang selamat dari proses pembusukan. Bagian dada “biawak” adalah akar adenium yang telah sembuh dari proses pembusukan.
Hemmm kok bisa si Adenium yang tahan banting ini mengalami pembusukan akar? Cerita soal pembusukan akar ini silakan dibaca di artikel “Mengatasi Adenium Busuk Akar ala Amatiran“.
Adenium di foto atas ini saya beri nama “Gajah”, ehmm ya karena mirip gajah sihh menurut saya hehehe… Akar adenium ini saya benamkan di dalam tanah selama 9 bulan, lalu setelah saya angkat saya rapikan seperti bentuk gajah ini.
🙂
Blogger, Lazy Gardener, & Baking-Blues Baker
